Kamis, 19 Maret 2015

Sejarah Asal Usul Batu Akik Pancawarna Edong

Batu akik Edong jenis Pancawarna dinilai memiliki nilai atau harga yang tinggi pada saat ini. Dari seluruh penggemar batu akik atau Agate di Indonesia sudah mulai mengenal jenis batu akik Edong. Batu Akik Edong dikenal karena keindahaan dan motifnya  yang unik. Penemu dari batu ini sendiri bernama Abah Edong, begitulah sapaan akrab beliau.

Abah Edong adalah seorang pemilik tambang batu akik yang ada di Desa Caringin, Garut, Jawa Barat. Beliau diklaim sebagai penemu dari jenis batu akik Edong yang sekarang kita sebut batu Pancawarna.

Awal cerita Abah Edong pernah bermimpi bertemu dengan almarhum ayahnya yang sebenarnya sudah lama meninggal. Didalam mimpi tersebut, ayahnya memerintahkan Abah Edong untuk membuat sebuah tambang batu sendiri di lahannya. Pada saat itu, warga lainnya juga sudah mulai mencari batu akik sebagai mata pencarian di lokasi yang berbeda. Namun di dalam mimpi tersebut, Ayah dari Abah Edong tidak menjelaskan secara rinci lokasi dari penambangan batu yang dimaksud.

Karena penasaran dan seperti percaya tidak percaya dengan mimpi yang di alaminya, Abah Edong pun berdoa kepada Sang Pencipta dengan melakukan sholat tahajud. Pada saat itu Abah Edong hanya mencari batu yang memiliki warna hijau, seperti yang umum dilakukan penggali lain, karena saat itu harganya lumayan tinggi. Ia pun memulai penggalian dan berharap agar menemukan batu berwarna hijau seperti yang dicari warga lainnya. Setelah beberapa meter menggali, Abah Edong hanya menemukan batu yang berwarna-warni.

Sejarah Asal Usul Batu Akik Pancawarna Edong
Foto Abah Edong | Sumber : Tempo.co

Abah Edong pada saat itu merasa kesal dan kecewa, karena batu yang ia miliki berbeda dengan jenis batu yang dicari warga pada umumnya. Bahkan tidak sedikit warga yang menertawakannya karena mendapatkan batu akik yang berbeda.

Tapi pada saat itu, Abah Edong tidak lantas patah semangat. Ia terus menggali dan mendapatkan batu yang memiliki warna banyak itu. Seluruh hasil galian yang didapatkan oleh Abah Edong disimpannya dengan harapan adanya orang yang membeli batu miliknya. Pada saat itu, batu pancawarna atau warna-warni bukanlah batu akik yang memiliki harga.

Singkat cerita, Batu Akik hasil galian Abah Edong ditawar oleh seorang lurah. Pada saat itu beratnya hampir 1 kuintal lebih. Lurah tersebut menawarkan dengan harga 4 juta rupiah. Karena pada saat itu Abah Edong juga memerlukan uang untuk kehidupannya, maka ia lepas batu tersebut dengan harga yang sudah ditawarkan.


Dari sinilah batu akik milik Abah Edong menyebar. Kabar dari Batu Akik Abah Edong menyebar hingga ke daerah Jakarta. Tidak sedikit juga warga yang berdatangan kerumah Abah Edong untuk membeli batu akik galiannya. Pada saat itu ada seorang warga yang berasal dari daerah Jakarta, menawarkan agar batu akik ini diberi nama Batu Akik Edong.

Abah Edong mulai menggali batu akik sejak tahun 90-an. Pada saat itu memang sedang booming batu akik. Namun harga dari  Batu Akik Pancawarna pada saat itu tidaklah memiliki harga. Kini, lahan galian batu akik milik Abah Edong dikerjakan oleh anak dan cucunya. Simak juga, Batu Akik Pancawarna Memiliki Peminat Yang Banyak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar