Kurangnya pengetahuan kita tentang literatur batu akik dimanfaatkan oleh Fuadin. Salah seorang pecinta batu asal Padang, Sumatera Barat. Disaat beberapa orang mencari batu sungai dareh yang tidak jauh dari daerahanya, ia justru membeli sebuah batu biduri bulan hanya dengan harga 100 ribu saja. Bukan karena ia tidak memiliki kocek, tetapi Fuadin lebih percaya kepada kondisi fisik menentukan harga dan bukanlah namanya.
Awalnya ia sendiri tidak mengetahui jika jenis batu yang ia beli adalah batu biduri bulan. Cerita ini bermula saat ia memperkenalkan batu itu kepada salah seorang turis mancanegara asal Inggris. Wisatawan tersebut memang sengaja datang ke indonesia untuk berlibur dan berbelanja barang-barang kesenian. Disaat yang bersamaan, mereka pun akhirnya bertemu di salah satu seminar tentang batu mulia yang ada di Jakarta.
Fuadin menunjukkan batu tersebut kepada John yang merupakan turis asal Inggris tersebut. Tidak tahu mengapa, John sangat tertarik untuk membeli batu milik fuadin. Bahkan John sendiri yang langsung membuka harga dari batu akiknya. Mendengar nilai yang disampaikan oleh John, lantas Fuadin pun menerima tawaran tersebut.
Rp 100 juta sudah ditangan, dan itu lah cerita dari sekian banyaknya Fuadin berhasil menjual batu akik dengan harga tinggi ke beberapa orang. Menurutnya, batu yang mempunyai nama hanyalah pemberian dari manusia. Tetapi keindahan dari batu tidak dapat diberi oleh manusia. Keindahan dari batu adalah pemberian dari Tuhan. Jadi sudah sepantasnya kita memberikan nilai yang tinggi untuk batu yang indah, tutupnya.
Baca juga artikel terkait lainnya tentang Batu Biduri Bulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar